Tak kalah dengan skena lokal lain di Indonesia, skena lokal Bali juga patut dibanggakan. Tidak hanya memiliki seni dan kreativitas yang tinggi namun juga sangat menjanjikan dari segi bisnis. Di tengah akulturasi budaya Bali dan Barat bersama dengan hadirnya turis di Bali, menjadikan skena ini memiliki keunikan tersendiri.
3 Festival Terbesar di Skena Lokal Bali
Musik, fesyen, kuliner, surfing, skateboard, motor kustom, dan kreativitas lainnya dengan kearifan lokal bergaung besama modernisasi. Menampilkan suguhan festival yang unik, kreatif, dan memiliki kualitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata dan daya saing yang tinggi. Dari sekian banyaknya event skena lokal yang ada di Bali, tentunya ada beberapa event atau festival yang paling ditunggu-tunggu oleh anak muda Bali . Nah berikut ini adalah 3 festival skena lokal Bali yang paling ditunggu oleh masyarakat Bali.
PICA (Paradise Island Clothing Association) Festival
Pertama muncul tahun 2014, PICA menjadi salah satu festival paling besar di Bali yang digarap oleh skena lokal Bali sendiri. Digagas oleh pendiri clothing atau aparel ternama asli Bali, festival ini memiliki gaung yang luar biasa. PICA Festival merupakan festival industri kreatif Bali. Diramaikan dengan pop up store dari clothing Bali, komunitas, hiburan musik lintas genre serta pop up kuliner tradisional hingga modern. Bisa dibayangkan bagaimana perputaran uang dari usaha yang ada didalamnya, sangat menjanjikan dari segi bisnis.
Namun begitu, pendiri PICA sendiri ingin mengedepankan visi dan masa depan industri kreatif agar terus berkesinambungan dan saling mendukung. Sehingga dengan event ini ada sebuah timbal balik yang dilakukan oleh komunitas skena lokal Bali. PICA Fest ini juga sebuah wujud ekonomi kreatif Bali yang harus terus didukung agar Bali tidak terus bertumpu pada pariwisata. Sektor industri khususnya bidang kreatif sudah saatnya didukung dan berpeluang memberi masa depan yang menjanjikan bagi semua kalangan.
Tidak hanya itu, PICA Fest juga memberi ruang bagi komunitas-komunitas seni dan kreatif untuk berkarya melalui art event serta exhibition. Pemilik usaha kuliner juga diberikan ruang untuk ikut memeriahkan festival industri kreatif ini. Festival yang biasanya diselenggarakan dalam 3 hari berturut-turut ini juga menampilkan musisi tanah air dan Bali dari berbagai lintas genre. Grup Musik seperti Burgerkill, Seringai, Pee Wee Gaskins, Killing Me Inside, SID, Navicula, The Hydrant, Lolot juga pernah ikut meramaikan. Bahkan musisi lokal Bayu Kawe hingga Raka Sidan juga diberikan panggung untuk menghibur dan melepas kangen akan musik pop Bali.
Hal yang paling mencengangkan adalah festival ini bisa mendatangkan hingga 60.000 pengunjung setiap tahunnya. Wah ini gokil sih semeton. Salah satu kebanggan skena lokal Bali.
Lebih lanjut tentang PICA Fest dapat mengunjungi Instagram mereka di @pica_fest
BACA JUGA: 7+ Band Bali dengan Fans Terbanyak : Fanatik nan Waras
Kuta Beach Festival
Salah satu festival pioner di skena lokal Bali yang masih bertahan hingga saat ini meski sempat berubah nama dan kepengurusan. Kuta Beach Festival juga menjadi salah satu event yang ditunggu banyak orang. Pernah bernama Kuta Carnival, lalu Kuta Beach Clothing Festival (KBCF), dan sekarang Kuta Beach Festival. Festival ini memiliki sedikit kemiripan dengan PICA Fest. Namun hal yang cukup ditonjolkan adalah kegiatan pantainya yaitu surfing dan juga skateboarding. Sebagai pantai legendaris dan juga terkenal di dunia perselancaran ombak, tentu Kuta Beach Festival hadir untuk bersama melanggengkan hal tersebut.
Selain surfing competition, pop up store dari clothing Bali, komunitas dan pastinya booth kuliner untuk penikmat kuliner Bali.
BACA JUGA LAINNYA: Deman Tamiya Di Mana-Mana: Mobil Mini 4WD ini Gak Ada Matinya
Digagas pemuda lokal Kuta, festival ini memiliki konsep dan gaung yang luar biasa. Tak hanya untuk dinikmati warga Kuta, festival ini menjadi keharusan bagi anak-anak muda dari seluruh skena lokal Bali. Hiburannya pun juga tak tanggung-tanggung, selain menampilkan beberapa tradisi lokal seperti baleganjur, acara ini juga diramaikan oleh bintang tamu berkelas. Band sekelas Saint Loco, Superman is Dead, Pee Wee Gaskins, Summerlane, Rocket Rockers pernah bermain diatas panggung Kuta Beach Festival. Tak luput juga talenta lokal seperti Lolot, Joni Agung & Double T, Jun Bintang, Panifull by Kisses, Rajawali Ingkar Janji, Scared of Bumbs, Natter Jack juga masuk dijajaran band performance di panggung nyentrik di pinggir pantai Kuta ini.
BACA JUGA: Doom Kitchen and Bar: Tempat Chill Asik Local People ala Canggu
Selain kegiatan hiburan, Kuta Beach Festival juga terkenal dengan kegiatan yang berhubungan dengan alam. Bersih-bersih pantai, pelepasan tukik dan masih banyak kegiatan konservasi dan peduli lingkungan yang juga turut digaungkan di festival tersebut.
Rumornya pemuda kreatif ini akan segera membuat sebuah mini festival, yuk cek Instagramnya @kutabeachfestival.
Custom War NK 13
Bila dua festival diatas erat berhubungan dengan pop up aparel atau clothing, festival dari skena lokal Bali yang satu ini cukup jauh berbeda. Custom War, salah satu kontest motor kustom terbesar di pulau Bali. Dari namanya sudah sangar sekali apalagi acaranya ya.
Digagas oleh sebuah komunitas kustom kultur skena lokal Bali Naskleeng Tiga Belas atau lebih dikenal dengan NK 13, acara ini disambut luar biasa oleh anak muda dan masyarakat Bali. Tak hanya di Bali, bahkan luar Bali dan luar negeri. Pameran motor dan mobil custom ini dimulai pada tahun 2011. Naskleeng Tiga Belas yang digawangi oleh Kedux pemilik Kedux Garage, Leonx, Gus Tira, dan lainnya ini benar-benar menjiwai dunia kustom kultur dengan akulturasinya dengan budaya lokal Bali. Kedux yang merupakan seorang seniman ogoh-ogoh dan juga builder motor ber-cc besar menjadi salah satu jiwa penting dari NK 13. Didukung dengan rekan-rekannya di NK 13, mereka membuat sebuah acara yang gaungnya hingga international. Ini ngeri sih semeton.
Kedux Garage bersama NK 13 sering mengirim motor untuk ikut kontest atau pameran motor kustom di beberapa wilayah Indonesia bahkan luar negeri. Sebut saja beberapa seperti Kustom Fest, SAIME, dan lainnya. Setelah menang di dalam negeri mereka terkadang ikut ke pameran di luar negeri seperti di Yokohama, Jepang dan lain sebagainya. Disanalah mereka menggaungkan Custom War sehingga banyak orang menanti-nantinya tidak hanya skena lokal Bali saja. Tidak hanya berbau motor kustom, namun budaya lokal Bali juga tetap menjadi roh yang menjiwai para punggawa NK 13 dalam menyajikan perhelatan akbar ini.
NK 13 bikin Event di Tempat Angker di Bali
Terakhir, mereka mengadakan Custom War di salah satu tempat yang sulit dipercaya yaitu Taman Festival Sanur. Sebuah tempat terbengkalai yang awalnya akan dijadikan taman wahana terbesar di Bali. Tempat yang mistis dengan bangunan tua, rimbun dengan tanaman liar disulap menjadi tempat pameran motor, lengkap dengan stage panggung hiburan serta tenda-tenda pop-up dari komunitas kustom. Sungguh hal yang luar biasa ngeri dilakukan oleh komunitas yang satu ini, dan acara ini sukses besar. Bahkan dikabarkan dikunjungi mencapai 30.000 orang. Wah gokil juga nih tons. Acara di Taman Festival ini juga dihadiri builder luar negeri seperti Yaniv Evan (Powerplant – USA), Max Schaaf (USA), Cristian Sosa (USA), dan tamu dari Jepang lainnya.
BACA JUGA: Taman Festival Bali Padang Galak: Wisata Ikonik Dua Sisi
Acara ini juga diramaikan pabrikan motor terkenal seperti Royal Enfield, Kawasaki, Triump, dan komunitas kustom kultur dari berbagai wilayah di Indonesia. Gokil nih NK 13!
Kunjungi instagram mereka untuk event-event NK13 seru berikutnya hanya di @nk13customwar
Nah itulah 3 hajatan skena lokal Bali yang paling ditunggu-tunggu oleh anak muda dan masyarakat umum di Bali. Kalau semeton festival apa nih yang paling kalian di tunggu?
Share di kolom komentar ya. Cheers!
Kunjungi www.jalanmelali.com untuk lebih banyak artikel seputar tempat unik dan menarik, kuliner, serta hiburan di Bali lainnya.