Lawar Khas Bali merupakan makanan khas unik dari pulau Bali yang menjadi bagian dari tradisi dan kehidupan sehari-hari masayarakat Bali. Berbagai daerah di Bali memiliki lawar khas masing-masing yang berbeda antara satu dan yang lainnya namun masih dalam satu pakem kuliner.
Bali tak hanya unggul akan daya tarik tempat wisata serta adat istiadatnya, tapi kulinernya pun tidak kalah menjadi sorotan oleh mereka yang berkunjung ke Pulau Dewata.
Apa sih yang semeton pikirkan ketika mendengar kuliner khas Bali? Ayam Betutu? Sate Lilit? Jukut Ares? Ada banyak sekali jenis kuliner Bali dengan base genep (bumbu genap) yang memiliki cita rasa yang khas dan enak di lidah. Tak heran bila melihat wisatawan memadati warung-warung makan khas Bali karena memang kuliner Bali juga memiliki tempat di hati para pelancong.
Nah kali ini kita akan membahas mengenai salah satu kuliner unik Bali dengan cita rasa khasnya yaitu, lawar. Penasaran dengan kuliner yang satu ini? Yuk simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Lawar Khas Bali?
Lawar adalah olahan dari cingcangan daging (ayam atau babi) kemudian di campur berbagai jenis sayuran, daun salam, daun jeruk, parutan kelapa, hingga base (bumbu). Makanan unik ini, selain memiliki cita rasa yang khas juga memiliki bau yang kaya akan rempah. Vivienne Kruger, seorang penulis Internasional pernah menyebut bahwa lawar adalah masterpiece dari setiap acara keagaamaan di Bali.
Kini lawar Bali banyak ditemukan di banyak rumah makan di seluruh pulau Dewata. Mulai dari yang menyediakan masakan olahan daging babi dan daging lainnya. Jika semeton penasaran dengan rasanya, pastikan mencobanya di rumah makan Bali atau datang saat acara keagamaan teman atau saudara orang Bali.
Makna dan Filosofi Lawar Khas Bali
Lawar hadir menemani Umat Hindu di Bali saat merayakan hari – hari raya besar seperti Galungan, Kuningan, bahkan Nyepi sekalipun lawar akan selalu hadir di meja makan orang Bali. Tak hanya itu, sering kali lawar akan menjadi hidangan utama saat ada acara – acara Manusia Yadnya seperti saat pawiwahan (pernikahan), mepandes/mesangih/potong gigi, dan upacara kematian.
Selain pada upacara Manusia Yadnya, lawar kerap juga di berikan sebagai bentuk saya syukur pada upacara Dewa Yadnya dan yadnya – yadnya lainnya. Bisa di bilang, tiada acara di Bali yang tidak mengghadirkan kuliner khas ini. Tapi semakin ke sini, bertambah banyak jenis Lawar yang bahkan terbuat dari binatang laut seperti ikan, gurita, bahkan penyu.
Lawar memiliki makna tersendiri sebagai lambang dari simbol dari keharmonisan dan keseimbangan alam Bali. Nah, seperti contoh beberapa lawar di bawah ini yang memiliki makna dan keunikannya masing – masing. Penasaran? Yuk kita bahas dari berbagai jenis lawar di Bali.
Jenis – Jenis Lawar Khas Bali
Nah, perlu semeton ketahui bahwa lawar bukan hanya ada satu atau dua jenis saja. Lawar memiliki banyak jenis tergantung dengan bahan baku pembuatannya. Selain itu setiap jenis lawar yang berbeda akan memiliki rasa khas dan beberapa memiliki arti untuk upacara keagamaan. Terlebih tradisi di setiap desa adat ataupun beberapa wilayah di Bali yang unik dan berbeda satu sama lain juga melahirkan kreasi lawar yang sangat variatif.
1. Lawar Celeng ( Babi) Khas Bali
Seperti namanya, lawar celeng adalah lawar yang berbahan dasar daging babi yang di campur dengan bumbu lainnya dan biasanya akan dihidangkan pada acara pernikahan atau potong gigi (mepandes) di Bali.
2. Lawar Siap ( Ayam)
Merupakan lawar dengan bahan utama ayam cincang yang di campur dengan bumbu genap, daun jeruk, dan kelapa atau bahan pengganti lainnya. Lawar ini merupakan lawar yang paling umum untuk dinikmati berbagai kalangan karena tidak mengandung babi.
3. Lawar Merah Khas Bali
Seperti namanya, lawar merah memiliki warna yang merah pekat karena selain menggunakan campuran darah pada adonannya. Darah yang digunakan biasanya darah ayam atau babi mentah. Mungkin sekarang akan susah menemukan lawar merah ini di rumah makan yang menyediakan lawar Bali karena lawarnya yang mentah dan banyak orang Bali tidak bisa makan makanan mentah. Namun di beberapa daerah, lawar merah sangat populer dan masih ramai dibuat dan dijual hingga hari ini.
4. Lawar Putih
Berkebalikan dengan lawar merah, lawar putih adalah lawar yang tidak menggunakan darah mentah melainkan menggunakan parutan kelapa sebagai campuran pada adunannya. Lawar ini biasanya sering digunakan untuk kepentingan upacara begitu juga sama halnya dengan lawar merah
5. Lawar Isi Khas Bali
Jika lawar lain menggunakan banyak campuran seperti sayur dan parutan kepala sebagai pelengkapnya. Lawar Isi adalah jenis lawar yang tidak menggunakan campuran apapun selain daging dan bumbunya.
6. Lawar Nangka
Sama seperti lawar pada umumnya, buah Nangka digunakan sebagai bahan utama lawar. Nangka yang masih muda dipetik dan kemudian dibersihkan dan dicincang atau diparut dengan ukuran cukup besar. Ada yang mencapurnya dengan parutan kelapa serta daging babi atau ayam.
7. Lawar Bungkil
Tunas pisang adalah bahan utama dalam pembuatan lawar bungkil. Bungkil adalah Bahasa Bali untuk tunas pisang. Sebelum dimasukan ke adonan lawar, tunas pisang biji terlebih dahulu dicuci, direbus/kukus, dan dicincang hingga siap dimasukan ke dalam adonan. Biasanya dicampur dengan daging babi cincang.
8. Lawar Belimbing
Seperti namanya, lawar ini menggunakan daun belimbing sebagai bahan utamanya. Pertama – tama daun blimbing di pisahkan dari tangkainya, kemudian dicuci, lalu direbus hingga mendidih. Terakhir peras sampai airnya benar – benar hilang guna menghilangkan rasa pahit, dan kemudian masukan ke dalam adonan Lawar.
9. Lawar Klungah (Daging Kelapa Muda) Khas Bali
Lawar Klungah adalah lawar yang bahan pembuatannya menggunakan daging kepala muda untuk bahan utama. Klungah tersebut sebelumnya di potong – potong menjadi beberapa bagian lalu di rebus dan dicincang. Kabupaten Jembrana (Negara) adalah satu wilayah dimana lawar klungah sangat populer dan banyak dibuat dan diminati. Bahkan menjadi sajian khusus saat hari-hari raya besar keagamaan.
BACA JUGA: Lezatnya Lawar Klungah Khas Jembrana: Salah Satu Lawar Terbaik di Bali
10. Lawar Kacang Panjang ( Klendung)
Kacang panjang atau klendung adalah bahan utama campuran pada lawar ini. Kacang panjang sebelumnya di cuci, di potong kecil – kecil, di rebus, dan akhirnya siap untuk di masukan kedalam olahan daging dan bumbu yang telah siap. Biasanya dicampur dengan kelapa yang dicincang kecil-kecil.
11. Lawar Pada Mara Khas Bali
Lawar Pada Mara merupakan jenis lawar yang menggabungkan dua lawar menjadi 1 perpaduan yaitu lawar merah dan lawar putih.
12. Lawar Gedang (Pepaya)
Gedang atau pepaya adalah sayur utama yang digunakan untuk pembuatan lawar ini. Bukan pepaya yang sudah matang berwarna orange, melainkan pepaya yang masih muda. Pepaya ini direbus dan dicincang atau di parut ukuran lebih besar. Beberapa orang mencampurkannya dengan parutan kelapa panggang atau daging babi atau ayam.
Selain lawar diatas, ada juga berbagai jenis lawar lainnya seperti lawar plek, lawar empas, lawar marlin, lawar gurita, dan masih banyak lawar khas Bali yang akan dibahas di artikel berikutnya.
Sekian ulasan kali ini tentang lawar khas Bali. Jangan lewatkan ulasan menarik lainnya seputar hiburan dan liburan di Bali hanya di www.jalanmelali.com