Gelang Tridatu, gelang tiga warna yang sering kita jumpai sehari-hari digunakan oleh masyarakat Hindu Bali. Bukan jimat, gelang ini adalah simbol penting bagi Umat Hindu di Bali.
Tidak hanya memiliki banyak tradisi yang sakral, Bali juga memiliki banyak simbol – simbol yang di tuangkan dalam bentuk perhiasan maupun dalam kerajinan lainnya. Seperti salah satu yang akan kita bahas sekarang yaitu tentang Gelang Tridatu.
Jangan salah ya, walau gelang ini sering diperjual belikan di beberapa pedagang di tempat – tempat wisata. Gelang ini juga memiliki makna yang dalam dan tidak boleh disalahgunakan.
Nah semeton penasaran nggak nih tentang gimana sejarah dan apa aja sih makna yang terdapat di Gelang Tridatu ini? Yuk simak ulasan di bawah ini.
Apa Itu Gelang Tridatu?
Gelang Tridatu ialah susunan benang tiga warna yaitu hitam, merah, dan putih yang di gabung dan dililit menjadi satu kesatuan. Kata Tridatu berasal dari Bahasa Sansekerta dari kata “Tri” dan “Datu“. Kata Tri berarti 3 dan Datu memiliki arti kekuatan atau elemen. Jadi kata Tridatu berarti 3 gabungan elemen atau kekuatan untuk melindungi penggunanya. Tidak menutup kemungkinan juga, selain Orang Bali ada yang menggunakan gelang ini karena tidak ada peraturan yang tidak mengujinkan umat lain menggunakannya. Tapi dengan sebuah catatan, tidak disalahgunakan.
Selain itu, ketiga warna pada Gelang Tridatu memiliki artinya masing – masing yang tertuju pada “Tri Murti” atau 3 pencipta alam semesta.
1. Merah yang memiliki arti yang melambangkan kekuatan dari Dewa Brahma.
2. Putih yang melambangkan kekuatan Dewa Siwa, dan
3. Hitam yang melambangkan kekuatan Dewa Wisnu.
Tidak sampai di situ saja, gelang ini pun mengandung pembagian dari “Tri Kona” yaitu 3 bekal yang dimiliki oleh manusia. Pembagiannya yaitu Stiti (hidup), Upeti (Lahir), dan Prelina (mati). Sehingga diharapkan juga agar orang yang menggunakan gelang ini selalu ingat dengan sang pencipta sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur.
Secara norma, gelang ini bermakna sebagai pengikat diri terhadap norma – norma agama. Mau itu tentang persembhayang, sikap dan perilaku, hingga sebagai penghubung antara kita dengan Tuhan.
BACA JUGA: Beji Griya Waterfall, Hidden Gem untuk “Bersihkan Diri” di Tengah Hiruk Pikuk Kehidupan
Sejarah dan Asal Usul
Awal mulanya pada abad 14 dan 15 Masehi, dimana saat itu Bali berada pada era kerajaan Majapahit, pemerintahan Dalem Waturenggong. Saat itu Raja Gelgel melakukan penyerangan pada Nusa Penida dengan mengirimkan Ki Patih Jelantik yang dipimpin oleh Ki Dalem Bungkut hingga berakhir dengan Ki Dalem Bungkut yang kalah dan membuat kesepakatan dengan Raja Gelgel.
Karena keributan yang telah terjadi di Nusa Penida, Ratu Gede Mecaling siapsiaga untuk menjaga dan menjauhkan Umat Hindu yang taat, berbakti, dan tidak bersalah dalam jangkauan masalah (waspada perang). Kemudian saat itulah di buat Gelang dengan tiga warna yang berbeda yang di sebut dengan Gelang Tridatu yang digunakan untuk menandai orang – orang yang taat dan berbudi luhur. Lain halnya dengan mereka yang tidak taat dan berbakti, mereka akan terkena hukuman dari Ratu Gede Mecaling atau rencang.
Setelah berbagai peristiwa tersebut, orang – orang yang memakai Gelang Tridatu bersyukur karena mereka selamat dan selalu taat hingga bersyukur. Oleh karena itu gelang ini di katakan sebagai anugrah karena melindungi penggunanya dari marabahaya yang akan datang, tentunya dibarengi dengan menghadapkan diri kehadapan Tuhan.
BACA JUGA: Barong Bangkung dan Ngelawang: Tradisi Sakral Masyarakat Bali
Gelang Tridatu Bukan Hiasan atau Souvenir
Orang Hindu di Bali tidak menggunakan Gelang Tridatu sebagai souvenir, ada sejarah panjang yang membuat Gelang Tridatu menjadi simbol anugerah ketika sehabis bersembahyang di sebuah pura.
Diceritakan pada Lontar Agastya Parwa tentang penggunaan Benang Tridatu sebagai pelengkap dalam upacara upakara keagamaan. Disebutkan bahwa menggunakan gelang ini sebagai pelindung dari kekuatan negatif dan agar bisa berpikir lebih bijaksana dalam bertindak hingga mengambil sebuah keputusan.
Jalinan dari Gelang Tridatu bukanlah sembarangan, jika gelang ini sudah di ikatkan ke pergelangan tangan itu artinya anugrah yang di berikan oleh Tuhan dan ikatan itu tidak akan lepas dengan mudah. Itu diartikan sebagai ikatan kita yang selalu mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widi Wasa yang selalu melindungi dimanapun dan kapanpun.
Dulu, pemberian Gelang Tridatu pada pemendek yang tangkil ke Pura Dalem Ped di Nusa Penida. Tapi semakin berkembangnya zaman, sekarang hampir semua pura di Bali memberikan atau menganugrahkan gelang ini kepada semua pemendek yang tangkil.
BACA JUGA: Nyentana: Susahnya Pacaran dengan Cewek Yang Nyari Sentana, Sebuah Dilema Cinta di Pulau Dewata
Kegunaan dalam Upacara Upakara
Seperti yang kita tahu, Umat Hindu mengunakan Gelang Tridatu bukan hanya sebagai gelang pelindung dari marabahaya dan menerima anugrah saja, tapi sebagian besar kegiatan upacara upakara di Bali selalu membutuhkan adanya Gelang Tridatu Baik itu di sesajen (banten) atau di jaitan yang akan dihaturkan kepada Hyang Widhi. Ada begitu banyak sesajen yang menggunakan benang tiga warna ini.
Jadi gimana nih ton? Sudah jelas bukan penjelasan mengenai Gelang Tridatu bagi Umat Hindu terkususnya di Bali? Semoga bisa membantu menambah pengetahuan semeton ya. Mungkin sekian artikel kali ini. Jangan lewatkan ulasan menarik lainnya seputar hiburan, pengetahuan, dan liburan di Bali hanya di www.jalanmelali.com