Barong Bangkung, barong yang sering kita temui pada saat hari raya Galungan Kuningan dan dipertunjukan oleh anak-anak. Tak hanya sekedar tontonan seni, namun terselip makna dibaliknya.
Pulau Bali memang tidak ada habisnya dalam hal budaya dan tradisi. Tak hanya sebuah tontonan kesenian namun juga memiliki banyak nilai – nilai sakral atau magis. Setiap tradisi di Bali mempunyai keunikan dan kekhasannya tersendiri. Maka dari itu tak sedikit orang yang penasaran akan arti dari tradisi yang ada di Bali.
Salah satu tradisi di Bali yang lumayan terkenal adalah Barong Bangkung. Apakah semeton ada yang tahu apa itu Barong Bangkung? Dan apa sih keunikan dari tradisi ini? Nah daripada penasaran, sekarang pada artikel kali ini kita akan membahas lebih mendalam mengenai Tradisi Barong Bangkung.
Apa Itu Barong Bangkung?
Dalam mitologi Bali, Barong adalah salah satu tokoh perwujudan dari Singa. Barong di sebut sebagai Raja Roh yang mewakili sifat kebajikan atau sebagai Malaikat Pelindung. Oleh karena itu Barong sangat sakral bagi masyarakat Hindu di Bali. Di beberapa tempat suci pun menyimpan Barong sebagai pemujaan.
Makna lainnya, Barong Bangkung ialah perwujudan dari Sang Banas Pati yang menjaga bumi. Menjaga dari wabah penyakit yang mematikan hingga meminimalisir adanya bencana – bencana besar yang ada di bumi. Beberapa pertanda biasanya di harapkan untuk bisa di tindaklanjuti agar manusia bisa menjaga lingkungan hidupnya. Terutama menjaga hutan dan sungai dan selalu bersyukur kepada Tuhan.
Barong Bangkung sendiri ialah sebuah seni pertunjukan tari dengan kostum berbentuk babi yang dilakukan oleh 2 orang anak. Tarian ini katakan memiliki ajaran cinta terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya Barong Bangkungakan di pentaskan pada menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Tarian ini biasa disebut dengan nama julukan Ngelawang Barong Bangkung. Ngelawang memiliki makna melanglang lingkungan, bersyukur sekaligus menolak adanya malapetaka (bala)
Barong Bangkung Terbuat dari Apa?
Selain unik, masyarakat Bali memiliki tangan dengan jiwa – jiwa seni yang terlihat dari tradisi dan budayanya. Contohnya sendiri adalah Barong Bangkung, dimana bahan yang digunakan adalah barang – barang berbahan plastik atau limbah plastik. Daripada dibuang mending di buat kerajinan, keren bukan.
Pementasannya pun lebih sederhana dari jenis Barong lainnya. Mengingat hanya cukup dengan badan babi berwarna hitam dan topengnya berbentuk Bangkung (babi betina) yang terbuat dari barang bekas.
Orang di Balik Pementasan Ngelawang
Selain itu tradisi ini juga melibatkan peserta yang betugas sebagai pengiring dan penabuh gamelan hingga penarinya. Pesertanya biasanya berkisar 8 sampai 5 orang dari kalangan anak – anak atau remaja setempat.
Ngelawang Keliling Desa
Seperti maknanya, pada saat Hari Raya Galungan dan Kuningan Ngelawang menjadi tradisi wajib sebagian besar daerah di Bali. Hal ini karena Barong Bangkung adalah simbol dari menolak Bala. Dapat dikatakan sebagai sebuah seni untuk menyatakan Kebenaran (Dharma) yang telah menang dari kejahatan (Adharma).
Tanpa adanya hari raya pun banyak masyarakat yang juga Ngelawang untuk mensyukuri sesuatu. Contohnya saat hilangnya wabah penyakit atau memudarnya bencana yang sempat terjadi di suatu daerah. Gimana menurut kalian ton? Jadi ini bukan sekedar tontonan seni belaka.
Cara pementasan Barong Bangkung ini pun terbilang unik. Pentas Ngelawang Barong Bangkung dilakukan dengan di arak mengelilingi desa diiringi oleh musik dari gamelan khas Bali (tetabuhan atau baten). Tradisi ini bertujuan untuk mengusir roh – roh jahat yang ada di sepanjang jalan desa. Tentu saja hal ini mengundang banyak wisatawan hingga penduduk lokal untuk menyaksikan pentas sakral ini.
Bahkan Daerah Ubud dan Kuta mementaskan Ngelawang Barong Bangkungsebagai bentuk untuk menarik wisawatan sebagai promosi. Tak sedikit juga yang biasanya memberikan sedekah (punia) kepada orang yang mementaskannya. Ini adalah sebuah bentuk apresiasi tersendiri karena mementaskan tradisi yang begitu ikonik di Bali. Namun tak sembarang orang yang bisa mementaskan Barong Bangkung, walau banyak peminatnya bukan orang awam yang bisa mementaskannya. Setidaknya memerlukan latihan dan izin untuk melakukannya (secara skala maupun niskala).
Dengan banyaknya minat pementasan Barong Bangkung di kalangan anak – anak membuat tradisi ini menjadi lestari dan ajeg. Sekarang Barong Bangkung menjadi tradisi ikonik yang ditunggu-tunggu menjelang Galungan dan Kuningan.
Di Mana Menonton Tradisi Ngelawang ?
Di setiap sudut jalanan di pulau Dewata, khususnya saat menjelang Galungan dan Kuningan. Anak-anak akan ramai Ngelawang. Selain itu jika semeton penasaran dengan tradisi Bali yang satu ini, semeton tidak perlu bingung. Setiap tahunnya di Pesta Kesenian Bali (PKB) selalu dipentaskan secara gratis beberapa kali pada hari yang berbeda. PKB sendiri berlokasi di Taman Werdhi Budaya Art Center dan biasanya di buka pada pertengahan bulan Juni sampai pertengahan bulan Juli.
Nah jika tidak sabar, semeton bisa search di youtube dan tonton di sana. Jika waktunya sudah pas pasti semeton punya kesempatan untuk menontonnya secara langsung.
Mengapa Barong Bangkung Dilaksanakan Menjelang Galungan dan Kuningan?
Nah hal ini sering ditanyakan oleh banyak orang, mengapa Ngelawang Barong Bangkung dilaksanakan menjelang Galungan dan Kuningan? Hal ini dikarenakan Galungan dan Kuningan merupakan hari raya Umat Hindu di Bali, di mana kita memanjatkan puja dan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan seperti yang di paparkan di atas, rasa syukur kita di tuangkan ke Tradisi Ngelawang ini. Galungan dan Kuningan juga merupakan hari merayakan kemenangan Dharma, hingga kita Umat Hindu menolak adanya halangan untuk merayakan hari raya. Karena itulah Ngelawang di perlukan.
Nah, demikianlah pembahasan kita mengenai Ngelawang Barong Bangkung. Semoga artikel ini bisa menjadi tambahan ilmu mengenai tradisi sakral di Pulau Dewata. Jangan lewatkan ulasan menarik lainnya seputar hiburan dan liburan di Bali hanya di www.jalanmelali.com !