Dapur Bali Mula, berlokasi di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, klasik & unik, tidak ada menu, serta hidangan enak dan fresh.
Pulau Bali memang terkenal akan pantainya yang indah. Ada puluhan pantai yang memang sudah dikenal luas oleh kalangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Tapi kali ini kita tidak akan bahas soal pantainya yaa semeton, melainkan kuliner laut. Kekayaan hidangan laut di Bali sangatlah melimpah, mulai dari rumah makan kaki lima hingga restoran bintang lima, berlomba menyajikan sesuatu yang unik berbahan utama seafood.
Nah kali ini, kita akan mengulas salah satu destinasi kuliner yang mulai dikenal banyak di kalangan pecinta kuliner lokal maupun internasional, Dapur Bali Mula namanya. Berlokasi di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, restoran ini kami tempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam dari Kota Denpasar. Agak jauh memang, namun apa yang akan kalian dapat disana akan sangat sepadan dengan waktu yang terbuang di jalanan. Beberapa ratus meter sebelum sampai, kalian harus melewati sebuah gang kecil yang cukup luas untuk sebuah mobil minibus. Jadi kalian ga usah khawatir yaa ton.
Dapur Bali Mula Berkonsep Rumah Lawas Jaman Dulu
Sebelum datang, kita sudah melakukan pemesanan meja untuk 10 orang. Hal ini memang disarankan mengingat tempat yang disediakan tidaklah terlalu luas. Kurang lebih hanya mampu menampung 50-70 orang saja dalam sekali waktu.
Klasik, begitulah first impression yang kita rasakan ketika pertama kali sampai disana. Mulai dari pintu gebyog, sebuah becak tua, hingga deretan “jun” (guci yang terbuat dari gerabah) atau wadah untuk arak, menjadi penambah daya tarik rumah makan ini. Meja dan kursi kayu, serta beberapa buah “bale bengong” disediakan sebagai tempat makan bagi para pengunjung. Terdapat juga sebuah dapur terbuka yang sangat kental dengan suasana dapur rumahan ala Bali, menambah kesan kesederhanaan dan kehangatan. Tak hanya pengunjung lokal Bali dan luar daerah, nampak juga beberapa wisatawan asing yang memang ingin mecoba merasakan sensasi makan di tempat ini.
Di Dapur Bali Mula Tidak Ada Buku Menu, Santap Apapun Yang Dihidangkan
Hal yang paling unik dari rumah makan milik Jro Gede Yudiawan ini adalah tidak adanya menu yang menjadi hal lumrah di sebuah restoran. Jadi setiap pengunjung yang datang akan menyantap segala hidangan yang disuguhkan diatas meja. Hidangan laut menjadi andalan disini, ada sate tusuk ikan Marlin, sate lilit ikan Tuna, sup ikan, serapah gurita, timbungan ikan Marlin (dimasak dalam bambu), urab kacang panjang, nasi putih dan tak lupa sebagai penutup segelas cincau hijau dengan gula aren. Untuk minuman hanya disediakan es teh, ataupun air mineral. Tak hanya itu, jika kalian bukan penggemar berat seafood, mereka juga menyediakan beberapa hidangan khas Bali lainnya seperti ayam atau bebek betutu, rujak Tuna atau urutan (sosis babi khas Bali) yang dapat dipesan sebelum kedatangan, jadi jangan takut tidak kebagian yaa semeton.
Rasa Otentik Bali yang Bisa Dinikmati Semua Kalangan
Berbeda dari masakan khas Bali pada umumnya, bumbu yang digunakan cenderung tidak terlalu pekat. Namun hal itu tidak mengurangi cita rasa gurih dan kesegaran dari setiap hidangannya. “saling melengkapi”. Tak salah memang, tekstur ikan Marlin yang biasanya sedikit agak keras, mampu diolah dengan sangat baik, sehingga menghasilkan hidangan yang mudah saja dilahap oleh kami. Hanya satu hal yang menjadi kekurangan adalah rasa dari semua masakannya agak kurang pedas. Mungkin saja hal ini dilakukan karena pengunjung yang datang dari berbagai kalangan, jadi memudahkan mereka untuk memasaknya. Tapi buat kalian yang sangat suka masakan pedas, cobalah untuk menginformasikan pada saat memesan meja, barangkali permintaan kalian bisa dipenuhi oleh mereka.
Jumlah makanan yang dihidangkan akan disesuaikan dengan jumlah pengunjung, guna menghindari sisa makanan yang terbuang percuma. Disisi lain mereka hanya memasak apa yang mereka dapat dari nelayan setempat jadi bahan pangan yang digunakan memang sangat dijaga kualitas kesegarannya. Chef sekaligus pemiliknya terjun langsung dalam proses pembelian, serta pengolahan setiap bahan masakan yang akan dihidangkan.
“A Shot of Arak Bali after Meal”
Yuupp, kalian tidak salah baca, selain menjadi tempat untuk menikmati seafood yang segar, mereka juga menyediakan arak yang disuling langsung oleh pekerjanya. Itulah mengapa mereka memiliki banyak sekali jun atau guci kuno yang bukan hanya sebagai pajangan. Melainkan mereka menyimpan semua arak yang dihasilkan disana. Berbagai jenis arak disediakan, ada yang original, arak celor (direndam daun kelor), bahkan ada yang telah disimpan lebih dari setahun lho ton. Kandungan alkoholnya pun beragam, dari yang 30% hingga 50%. Kita dibebaskan untuk mencoba semuanya, tapi ingat bagi kalian yang mengendarai kendaraannya sendiri, disarankan untuk tidak mencoba terlalu banyak, mengingat kadar alkohol yang tinggi dari arak tersebut. Favorite kami tentu arak berusia setahun itu, memiliki karakteristik rasa yang sedikit lebih lembut disbanding dengan yang lainnya.
Tak Ada Harga Khusus, Jadi Bayar Seikhlasnya
Hal unik lainnya dari restoran Dapur Bali Mula ini adalah tidak adanya harga khusus untuk setiap makanan yang disajikan. Jadi, disini pengunjung diminta untuk berdonasi seikhlasnya. Namun demikian, berdonasi bukan berarti kalian bisa membayar seenaknya yaa, tetap ada nominal minimum yakni 100 ribu rupiah untuk setiap orangnya. Nah jika kalian ingin memberikan lebih dari itu, tentu saja akan sangat diapresiasi oleh mereka.
Lokasi Dapur Bali Mula
Jam Operasional Dapur Bali Mula
- Lunch : 12.00 – 15.00 WITA
- Dinner : 17.00 – 20.00 WITA
- Tutup jika ada upacara keagamaan
RSVP : 0813-3713-0088
Well, itu tadi cerita singkat perjalanan kuliner di Dapur Bali Mula. Nantikan terus rekomendasi jajanan unik nan lezat lainnya yaa ton hanya di www.jalanmelali.com
I MADE YUDHI SATRIAWAN PRIHASTANA
Culinary Enthusiast