Kasta di Bali adalah bagian dari kehidupan yang sudah turun-temurun bagi masayarakat Hindu di Bali. Di jaman modern ini dilema akan kasta kian jarang terjadi. Masyarakat Bali semakin terbuka dan mampu menerima dengan lebih baik. Meskipun di beberapa keluarga dilema tersebut masih banyak terjadi.
Halo semeton, kalian sebelum mengunjungi Pulau Seribu Pura ini, setidaknya pernah denger dong, tentang adanya kasta di Bali ? Kasta yang dimaksudkan bukan berasal dari kekayaan seseorang seperti pandangan orang di luar sana terhadap kasta, melainkan suatu jenis pekerjaan atau keterampilan orang tersebut pada masa Kerajaan Majapahit. Yang nantinya kasta tersebut akan diturunkan kepada keturunan berikutnya.
Ada beberapa pengetahuan tentang kasta ini. Dan tidak sedikit juga para ahli meneliti tentang kasta yang dapat bertahan hingga saat ini, yang terdapat di Bali. Ada yang mengatakan bahwa kasta di Bali diperkenalkan oleh Danghyang Nirartha atau sebutan beliau di Bali sebagai Ida Sakti Wawu Rauh, ada juga yang mengatakan bahwa kasta merupakan gagasan serapan dari Catur Warna atau empat golongan, dan lain sebagainya. Sehingga banyak dari penduduk Bali hanya menjalaninya saja, daripada semakin bingung, dan meresapi apa yang menjadi bagian mereka.
Apa Saja Kasta di Bali?
Seperti yang kita ketahui, kasta di Bali terbagi menjadi empat, mau tahu apa saja? Yuk, simak penjelasan berikut ini!
Brahmana
Kasta Brahmana ini adalah kasta yang kedudukannya paling tinggi. Seorang Brahmana adalah seorang pemuka agama. Seperti seorang pendeta. Kasta Brahmana ini dibawa oleh Danghyang Dwijendra atau Ida Sakthi Wawu Rauh. Kasta Brahmana ini juga terbagi oleh empat bagian keturunan yaitu, Ida Kemenuh, Ida Manuaba, Ida Keniten, dan Ida Mas Sakti. Ciri khas dari kasta ini adalah dengan awalan nama Ida Bagus untuk laki-laki, dan Ida Ayu untuk perempuan.
Ksatria
Kasta Ksatria adalah kasta yang berasal dari golongan raja. Golongan Ksatria itu sendiri memiliki banyak bagian. Seperti Raja, Patih, dan lain sebagainya yang masih dalam bagian kerajaan.
Waisya
Selanjutnya ada, Kasta Waisya adalah kasta yang dimana memiliki peran penting untuk menjaga kemakmuran masyarakat. Kasta ini memiliki pendapatan mereka sendiri, karena hasil kerja mereka. Waisya itu sendiri terdiri dari pedagang, petani, tukang, dan nelayan.
Sudra.
Terakhir, ada Kasta Sudra merupakan kasta yang rendah kedudukannya. Kasta Sudra sendiri terdiri dari pemulung, pengemis, pelayan, dan lain sebagainya.
Kasta di Bali Menjadi Ciri Khas
Dari dulu hingga sekarang, kasta di Bali ini menjadi sebuah ciri khas yang autentik bagi penduduk Bali itu sendiri, bahkan para wisatawan yang berkunjung ke Bali. Dengan adanya sistem kasta ini masyarakat Bali memiliki kehidupan yang tertata. Mulai dari cara berbahasa, beretika, dan lainnya. Namun mengesampingkan sebuah kasta juga kita tidak bisa membeda-bedakan diri kita dengan mereka. Setidaknya, bisa menghormati adalah cara yang cukup.
Kasta itu sendiri sangat melekat pada diri seseorang, atau sebagai tanda bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat Bali. Layaknya dengan marga di Batak, Bali juga seperti itu. Memberikan kesan yang mencolok untuk sebuah nama.
Semeton, meski kita sudah hidup di jaman modern, kita harus tetap melestarikan apa yang sudah menjadi tradisi. Sama seperti halnya kasta di Bali ini. Bicara tentang kasta, mungkin sedikit tidak mengenakan, karena seperti ada batas untuk kita berbicara bahkan berekspresi bersama dengan orang yang kastanya lebih tinggi. Namun jika kita menghormati, menghargai, kita tidak akan memiliki rasa segan tersebut.
Pengaruh Kasta di Bali di Jaman Modern
Pengaruh kasta di Bali pada jaman modern ini terasa tidak terlalu berperan sebagaimana mestinya. Terkadang dipandang hanyalah sebuah nama keluarga. Besar atau kecilnya pengaruh kasta di Bali, tergantung daerah. Misalnya seperti Karangasem. Daerah tersebut masih memiliki tradisi yang kental perihal kasta. Dikarenakan inilah, kalian bisa merasakan sedikitnya perbedaan jika kalian mengunjungi daerah Bali lainnya.
Dan di jaman sekarang pula, tidak susah untuk berteman tanpa membeda-bedakan kastayang dimiliki seseorang. Mereka berbicara dan berlaku seperti mereka memperlakukan teman yang lainnya. Tanpa mengurangi nilai kesopanan, mereka biasanya akan menyesuaikan dengan situasi dengan kondisi. Hanya saja, terkadang mereka memilih untuk diam jika dihadapi dengan situasi harus berkumpul dengan seorang pendeta. Sebuah kondisi yang kian sering ditemukan di masyarakat.
BACA JUGA: Gelang Tridatu: Bukan Hiasan Belaka, Gelang Spiritual Umat Hindu
Kasta di Bali kini bukan penghalang di jaman sekarang khususnya bagi mereka yang sedang mencari jodoh. Sebab, hal itu dalam pandangan Hindu, itu bukan sebuah masalah. Namun, untuk menjaga citra dari keluarga. Tidak sedikit yang masih menghargai akan hal itu (untuk tidak menikah dengan seseorang yang kastanya lebih tinggi dari diri sendiri, atau begitu juga sebaliknya). Karena jaman modern ini juga membuka dan mengubah pandangan atau persepsi seseorang tentang kasta. Semakin terbukanya masyarakat akan pandangan-pandangan jaman modern, membuat hal ini tidak menjadi masalah yang pelik seperti jaman dulu.
Orang-orang juga sudah mulai berani menyuarakan pendapatnya tentang kasta. Karena sebetulnya sistem kastaini bukanlah sebuah patokan, namun, harus tetap dilestarikan, jangan sampai punah.
Nahh itulah penjelasan mengenai kasta di Bali! Jangan lewatkan tentang hiburan, liburan, dan kuliner di Bali hanya di www.jalanmelali.com