Milledenials – Sesuatu yang baru datang dari Kota Denpasar. Kali ini merambah lebih luas di ranah “Moshing sambil ngeling” bersama Milledenials. Mereka hadir membawa ambien musik Emo-Noise yang dipadukan dengan punk-rock, shoegaze, dan tone fuzz. Ramai rasanya bak permen nano-nano. Salah satu hal menarik adalah bio di Spotify mereka “Formed out of failed relationship and gloomy disclosure from its members”. Band ini dipunggawai vokalis wanita yang menambah ambien berbeda dari band-band bervokalis wanita terdahulu. Mungkin pada saat era tahun 2010-2015’an, remaja dimasa itu dimanjakan dengan alunan lagu Ice Cream Attack, bukan suatu perbandingan tapi kali ini Milledenial datang dengan musik yang lebih fresh dan sangat cocok sebagai teman bersedih-ria. Mereka membawakan tone musik mid-gain dengan melodi yang menyayat hati, vokal yang ciamik, serta ditambah ketukan drum ala punk-rock. Yak, sebuah paket komplit untuk “moshing sambil ngeling”.
Milledenials, Unit Baru Denpasar
Band ini beranggoatakan Nadya Narita sebagai Vokalis, Billy di lini Bass, Darin Vidaswara sebagai penggebuk Drum, Bagus Aditya, dan Made Krisna bermain dan mengisi instrument Gitar. Single pertama yang mereka luncurkan adalah Acceptance(2020), dilanjutkan dengan Deny, Denial(2021), dan Permanent Fling(2021). Selain merilis single, mereka juga merampungkan satu EP Album berjudul 5 Stages of Doomed Romance(2021) yang dirilis secara digital dan fisik oleh Skullism Records. Mengutip dari sesi wawancara mereka di kanal youtube 3 Lantai Project, mereka memang sengaja membubuhi tema di setiap lagu. Berikut lima tahap sakit hati versi Milledenials;
- Kenneth
- Deny, Denial
- No Contest
- False Surprise
- Acceptance
Yak, tahap Accepttance adalah yang terakhir karena dari sekian banyak cara mengilhami dan mengikhlaskan suatu musibah atau kehilangan, menerima kenyataan adalah hal paling imajinatif yang sulit dilakukan(curhat colongan penulis, hehe). Di luar musik yang mereka buat, Milledenials juga mempromosikan albumnya lewat Videotron di tengah Kota Madya. Nyampek blik!
BACA JUGA: Commince: “Mencincang” Daging Telinga sampai Amerika!
Milledenials juga peramu visual yang apik!
Belakangan mungkin sempat gaduh di beberapa platform media sosial tentang memperdebatkan perihal “Musician is not a Content Creator”, semua bebas berpendapat karena pendapat adalah seni. PendapART! Di era sekarang, semua tidak bisa lepas dari gimmick yang disengaja ataupun tidak. Suatu hal yang perlu dipastikan adalah itu semua adalah cara pelaku musik untuk mengemas suatu karya dengan tujuan memberikan pengalaman berbeda ke pendengar mereka. Kembali ke Milledenials, mereka baru saja merilis MV-Permanent Flings. Sebelumnya, mereka juga merilis video lirik untuk lagu yang sama. Video lirik sebelumnya bermuatkan potongan adegan dalam beberapa kartun jepang(baca:anime) dengan tambahan lirik dalam tiga Bahasa; Inggris, Jepang, dan Siamese(Thai).
(DISCLAIMER: Ulasan ini dibuat oleh penikmat seni amatir yang tidak paham tentang teknis videografi. Pendapatnya bisa saja benar, dan bisa saja salah)
Mengenai MV Permanent Fling, Milledenials memanjakan kita dengan penampakan mobil orang kaya pada zamannya. Toyota Crown yang pada saat itu mungkin setara dengan BMW 7series atau Mercedes Benz S-Class. Cukup nostalgia bukan? Latar suasana yang disugguhkan juga cukup memuat unsur psikadelia. Pemilihan warna dan cerita juga menguatkan itu semua “Barang bagus ni klee!” dikutip dari dialog pembuka dalam video. Dialog pembuka juga tidak berusaha menjadi Jakarta-centeries, dimana masih menggunakan aksen Kota Madya yang khas. Pemeran utama masuk ke dalam dunia “psikadelia” setelah mengonsumsi “barang bagus” dari temannya. Mungkin “Barang bagus” bisa jadi adalah representasi bagaimana seseorang berusaha memberikan ketenangan kepada temannya yang sedang “terluka”, entah itu dengan petuah atau “barang bagus” itu sendiri.
Persembahkan Tontonan Visual Ciamik
Adegan pemeran utama yang terus berlari di tengah taman bunga cukup mencerminkan perihal seseorang harus terus berlari karena “Live must go on”. Keunikan lain dari video ini adalah bubuhan figur 3D. Visual 3D dan Video digarap oleh Noise Denial Collective, Bayu Ariwiguna , dan Aditwashere. Video ini merupakan paket komplit dalam artian; pengemasan musik yang baik dan juga visual yang menjanjikan pendengar untuk tahu makna dari lirik yang dibuat. Lirik ini ditulis oleh Darin. Adegan terakhir menunjukkan pemeran utama bertemu orang yang dia kejar selama berada di “dunia lain”. Memang ada baiknya menyatakan perasaan pada saat sadar. Secara keseluruhan, thumbs-up untuk Milledenials karena sudah memberikan musik dan tontonan visual yang ciamik.
Dikutip dari deskripsi video lirik Permanent Fling “Hope this animated-lyrics video represents all the hopeless romantic out there. Being emotionally stuck at false hope is quite frustrating and expecting too much from someone else is somewhat selfish”, selamat dan terimakasih atas apa yang mereka suguhkan karena itu semua pesan berhasil sampai (setidaknya untuk penulis).
Dukung terus Milledenials dengan mendengarkan mereka melalui seluruh platform digital mereka. Mereka tersedia di iTunes, Spotify, Bandcamp, dan Youtube. Rilisan fisik mereka juga tersedia, bisa didapat melalui @skullism.records(Instagram). Dengan membeli rilisan fisik, kita dapat membantu perputaran roda ekonomi pelaku musik dan juga ekosistemnya. Selalu dukung gerakan mandiri dari skena indie apapun bentuknya!
Buat semeton yang penasaran sama Milledenials, buruan dengerin lagu mereka di Spotify atau klik di sini.
BACA JUGA: MenERKa “Rimpang” yang menjalar: Sebuah album penuh dari Efek Rumah Kaca
Raditya S.
Instagram: @radityasuputra_
Besar di Gianyar. Penikmat lagu dan seni lain. Membaca dan menulis.