Selain menghadirkan wisata floranya yang menawan, Bali juga tak terlepas dari fauna yang beragam. Salah satunya wisata suci Monkey Forest Ubud, seperti namanya Monkey Forest adalah salah satu tempat wisata yang berlokasi di Jl. Monkey Forest, Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Tepatnya di Pura Dalem Agung Padang Tegal Ubud, Bali. Tempat ini menjadi sebuah Suaka atau cagar alam dengan jenis monyet lebih dari 1200 monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
Mengapa disebut dengan wisata suci? Ayo simak asal mula dari Monkey Forest Ubud.
Sejarah Monkey Forest Ubud
Mandala Suci Wenara Bali atau sekarang dikenal dengan nama Monkey Forest Ubud adalah cagar alam bagi monyet – monyet ekor panjang yang dianggap suci bagi masyarakat Bali setempat sekaligus komplek Candi yang dikelilingi oleh pura dengan luas kawasan hutan mencapai 12,5 Hektar. Jadi semeton ketika berkunjung bisa tangkil ke pura – pura yang dikelilingi hutan lebat dengan ratusan kera
Awal mulanya sebelum menjadi Monkey Forest Ubud, tepatnya pada abad ke-14 tempat ini adalah sebuah tempat suci yang dipercaya menyimpan kekuatan spiritual dan penjaga karna monyet dianggap sebagai salah satu hewan suci yang melambangkan sebuah perlindungan dan kejahatan.
Pada abad ke-20, Monkey Forest ini mendapat pengakuan dari sebuah konservasi untuk melestarikan wisata alam, membangun rasa empati dan semangat melestarikan kebudayaan hingga lingkungan setempat. Saat ini, tempat ini sudah menjadi alam yang menawarkan keindahan alam dan terhubung dengan monyet – monyet yang keliaran hingga secara tidak langsung semeton menjadi pendukung konservasi Suaka atau cagar alam ini.
Tri Hita Karana
Monkey Forest Ubud mengangkat Tri Hita Karana sebagai misinya, dimana Tri Hita Karana sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu Tri yang memiliki arti tiga, Hita yang artinya hubungan, dan Karana yang berarti harmonis. Jadi Tri Hita Karana adalah tiga hubungan yang harmonis, sebuah hubungan dimana manusia harus selalu menjaga hubungan – hubungan dengan baik agar hidup di dunia ini harmonis.
Tiga hubungan yang harmonis, seperti namanya Tri Hita Karana memiliki tiga bagian yaitu :
a. Perayangan (hubungan manusia dengan Tuhan)
b. Pawongan (hubungan manusia dengan manusia)
c. Pelemahan (hubungan manusia dengan alam/lingkungan sekitar).
Ajaran yang paling menonjol dan berhubungan dengan Monkey Forest Ubud adalah bagian Perayangan dan Pelemahan, sebab dengan terbangunnya hubungan manusia dengan Tuhan saat sembhayang di Pura Ubud lalu hubungan manusia dengan alam/lingkungan sekitar saat berkunjung pada cagar alam ini akan membentuk sebuah hubungan keharmonisan yang bisa membuat rasa aman dan bahagia walaupun secara niskala (rohani/samar). Salah satunya dengan ritual – ritual dihari tertentu seperti Tumpek Kandang dan Tumpek Uduh (ritual dengan hewan dan tumbuhan menjadi subjeknya).
Sebagai bukti bahwa terjalin hubungan yang harmonis di Monkey Forest ini yaitu dengan hadirnya hutan keramat. Beberapa pohon di hutan keramat tersebut dianggap suci dan kadang digunakan untuk berlatih spiritual oleh masyarakat Bali sendiri. Contohnya adalah daun beringin yang digunakan pada saat proses kremasi dan Pule Pandak, pohon yang melambangkan semangat hutan biasanya dijadikan bahan dasar pembuatan topeng yang ampuh (topeng tersebut biasanya terdapat di pura). Begitu pula saat penebangan pohon diharuskan mencari hari baik (duase) untuk meminta izin pada roh pohon agar roh tetap terkandung dalam topeng.
Tiket Masuk Monkey Forest Ubud
Sebagai salah satu cagar alam, harga tiket masuk ke Monkey Forest Ubud relatif murah untuk pengunjung. Berikut harga tiket masuknya :
WNI
a. Anak – anak (umur 3 – 12 tahun) = Senin s.d. Jumat (40k) dan Weekend (60k)
b. Dewasa = Senin s.d. Jumat (60k) dan Weekend (80k)
c. Anak – anak dengan KTP Bali = Senin s.d. Jumat (20k) dan Weekend (40k)
d. Dewasa dengan KTP Bali = Senin s.d. Jumat (30k) dan Weekend (50k)
e. Paket keluarga dengan KTP Bali (2 orang dewasa + 2 anak – anak) = 80k
WNA
a. Anak – anak (umur 3 – 12 tahun) = Senin s.d. Jumat (60k) dan Weekend (80k)
b. Dewasa = Senin s.d. Jumat (80k) dan Weekend (100k)
Selain harga tiket masuk, berikut daftar harga parkir Monkey Forest Ubud :
a. Sepeda motor = 1 jam pertama (2k), 1 jam berikutnya (1k)
b. Mobil = 1 jam pertama (5k), 1 jam berikutnya (2k)
c. Bus mini (kurang dari 20 penumpang) = 1 jam pertama (10k), 1 jam berikutnya (5k)
d. Bus sedang (lebih dari 20 penumpang) = 1 jam pertama (15k), 1 jam berikutnya (7,5k)
Jam buka Monkey Forest Ubud = 09.00 – 17.00 WITA
Monkey Forest Ubud Dress Code
Sebenarnya tidak ada aturan khusus ketika semeton berkunjung ke Monkey Forest Ubud, akan tetapi sebagai salah satu wisata suci yang dikelilingi oleh pura sebaiknya menggunakan pakaian yang sopan dan tertutup apalagi banyak juga semeton Bali yang datang untuk tangkil atau sembhayang selain menikmati wisata alam dan melihat monyet – monyet.
Namun, ketika hari tertentu sebuah pura yang bernama Pura Dalem Agung Padangtegal dibuka untuk piodalan atau upacara lainnya jadi sebaiknya untuk umum (yang berkunjung selain yang tangkil saat itu) menggunakan selendang atau kamen. Tenang saja, karena di area Monkey Forest ini tersedia terdapat toko yang menyediakan kedua barang tersebut. Tapi kembali lagi, ketika tidak ada piodalan atau upacara di pura semeton bisa menggunakan pakaian casual yang sopan.
Tips ke Monkey Forest Ubud
Nah gini semeton, kita gak pernah tau kapan dan dimana kadang tiba-tiba monyet-monyet kadang bersikap sangat galak. Jadi pastikan semeton hati-hati dengan barang bawaannya ya. Kaca mata, handphone sangat riskan sekali jadi sasaran empuk para monyet. Namun monyet disini terbilang cukup jinak lo dibandingkan di tempat lain. Namun waspada tetap harus yang utama. Jangan sampai liburan kalian berakhir menjadi tidak menyenangkan ya ton.
Google Maps
Gimana – gimana nih semeton? Tertarik berkunjung ke Monkey Forest Ubud ? Yuk buruan jalan-jalan ke Ubud dan jangan lupa jadikan tempat yang satu ini ke wishlist kalian saat liburan di Bali.
Jangan lewatkan ulasan menarik lainnya seputar hiburan dan liburan di Bali hanya di www.jalanmelali.com