Pura Gunung Kawi Sebatu, salah satu warisan peninggalan zaman dulu yang masih lestari hingga hari ini. Menjadi salah satu tempat wisata spiritual yang sering dikunjungi wisatawan saat liburan di Bali.
Tidak akan pernah bosan untuk membahas keindahan pulau seribu pura ini. Keindahan arsitektur yang masih dilestarikan hingga kini, keindahan budaya yang masih kental, juga keindahan alamnya yang masih asri hingga kini. Okay, semua tempat memiliki keunikan dan keindahannya masing-masing, tapi bagaimana jika sebuah tempat wisata dapat mencakup tiga keindahan yang disebut sebelumnya di atas?

Ada lho! Namanya Pura Gunung Kawi Sebatu! Kalau kalian berkunjung ke Bali, kalian tidak boleh melewati destinasi wisata yang satu ini. Pura Gunung Kawi Sebatu mencakup keindahan yang kusebutin di atas. Keindahan arsitektur, budaya, dan alamnya yang hijau dan asri.
Warisan Budaya Peradaban Manusia Bali
Pura Gunung Kawi Sebatu ini terletak di Banjar Sebatu, Desa Sebatu, Tegal Lalang, Gianyar, Bali. Pura ini punya lahan seluas lima ribu meter persegi. Meski dikenal sebagai tempat wisata spriritual sekitar tahun 1970an sampai sekarang masih banyak dikunjungi oleh wisatawan. Lokasi pura ini ada di pinggir Jalan Pakudui, Desa Sebatu, Tegal Lalang. Kalian bisa pakai kendaraan roda dua, dan mobil. Masalah parkir? Tenang, parkirnya luas kok! Tempat parkirnya juga ga jauh dari pintu masuk ke tempat peninggalan yang satu ini. Kalau mau beli oleh-oleh, bisa banget! Karena ada banyak kios oleh-oleh di sana.
Kalau mulai jalan dari pusat kota Gianyar, maka waktu yang akan kalian tempuh sekitar 45 menit, tergantung dari kepadatan jalan yang dilalui.
Beneran deh, kalau kalian berkunjung kalian akan benar-benar tersihir oleh kecantikan alamnya yang hijau juga asri. Bagian belakang pura terdapat tebing juga hutan hijau yang dilestarikan sehingga menambah kesan sejuk bagi pengunjung.
Layaknya pura yang biasa ada di Bali, Pura ini memiliki kompleks pura yang menganut Tri Mandala. Yaitu jaba pura, jaba tengah, dan jeroan. Di kompleks jaba pura atau halaman luar terdapat sebuah kolam pemandian umum yang biasa digunakan oleh warga sekitar untuk mandi.
BACA JUGA: Puri Agung Peliatan Ubud, Istana Megah Penuh Sejarah
Wisata Spiritual dan Tempat Melukat
Kolam pemandian ini cukup luas. Airnya yang jernih juga nyegerin dengan pancuran air di sekitar kolam buat guyur–guyur. Kolam pemandian ini posisinya di bagian kanan kompleks Pura Gunung Kawi Sebatu. Selain kolam pemandian, ada juga kolam ikan koi dengan jenis dan ukuran yang beragam. Kolam ikan koi ini dikeramatkan, makanya tidak diperbolehkan untuk mengambil ikan di kolam ini.
Selain dua kolam ini, di halaman luar pura terdapat juga sebuah aula terbuka, yang biasanya digunakan oleh warga Desa Sebatu untuk tempat pertemuan atau tempat rapat. Nah, kalau lagi ga dipakai, bisa tuh buat kalian sebagai tempat beristirahat atau sekedar duduk aja sambil makan bekal. Selain itu terdapat dapur juga Pelinggih Ngaskara Kajang. Lain daripada itu, terdapat kolam juga kolam yang berisikan pancuran untuk tempat melukat atau biasa disebut sebagai Genah Pengelukatan. Mirip Tirta Empul ya.. Kolam ini di buka untuk siapa saja yang ingin melakukan melukat atau pembersihan diri. Nah, yang mau tobat bisa banget di sini, hehe.
Saat memasuki bagian tengah atau jaba tengah pura, terdapat sebuah Bale Patok yang berada di tengah-tengah halaman, Bale Paselan di bagian kiri, dan Bale Agung di bagian kanan. Di bagian kiri jaba tengah terdapat sebuah kolam, dan di tengah-tengah kolam tersebut terdapat candi yang kayanya bagian ini paling disucikan. Makanya, cuman pemangku dan pendeta saja yang dapat menyentuh airnya.
Mulai memasuki bagian Jeroan atau bagian utama dari komplek Pura Gunung Kawi Sebatu yang merupakan tempat sakral bagi umat Hindu.
Sejarah Pura Gunung Kawi Sebatu
Pura Gunung Kawi Sebatu menurut sejarah, diperkirakan dibangun sekitar tahun 1300 hingga 1500-an Masehi. Pura ini konon dibangun untuk memuja Dewa Wisnu atas perintas Rsi Markandeya.
Rsi Markandeya adalah seorang guru yang berasal dari Kerajaan Majapahit, penyebar agama Hindu dari Jawa. Beliau mempunyai pengaruh terhadap Nusantara, juga Kerajaan Bali.
Pura Gunung Kawi Sebatu termasuk dalam pura Dhang Khayangan. Yang artinya semua umat Hindu bisa masuk dan sembahyang di pura ini. Mengingat ini masih pura, tempat suci umat Hindu, diwajibkan untuk menggunakan pakaian adat yang sudah disediakan di area loket untuk disewakan kepada pengunjung. Dan untuk yang perempuan, jika sedang dalam keadaan menstruasi tidak diperbolehkan masuk.
Tiket Masuk dan Jam Operasional Pura Gunung Kawi Sebatu
Tiket masuk Pura Gunung Kawi Sebatu terbilang murah, hanya Rp. 15.000 untuk orang dewasa, dan untuk anak-anak hanya dikenai Rp. 8000 saja. Pura Gunung Kawi Sebatu pengelolaannya dipegang oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar. Maka, hasil penjualan tiket terbagi, 60% masuk ke pemerintahan Kabupaten Gianyar, dan 40% masuk ke Desa Sebatu. Untuk jam operasional Pura Gunung Kawi Sebatu buka pada jam 8 pagi, dan tutup jam 6 sore. Jangan khawatir, tempat wisata yang satu ini buka setiap hari kok!
Nah itu dia ulasan tentang Pura Gunung Kawi Sebatu ini, pura asri begini siapa yang bisa nge-skip. Yuk buruan, Gianyar bukan hanya Ubud saja lho. Ada masih begitu banyak tempat yang bisa dikunjungi di kota seni ini.
Oh iya, jangan lupa baca terus ulasan tentang wisata, budaya, dan kuliner di Bali hanya di www.jalanmelali.com !