Tradisi dan budaya tentunya memiliki makna dan keyakinan tersendiri bagi masyarakat adat. Begitu juga dengan masyarakat Bali, setiap tradisi yang digelar berlandaskan akan keyakinan dan juga sejarah maupun kejadian yang terjadi dari masa ke masa. Tak terkecuali dengan tradisi unik nan heboh di Tabanan ini, tak lain dan tak bukan adalah tradisi Mesuryak. Sekilas terlihat masyarakat setempat antusias sekali berebut uang. Penasaran kan ton? Yuk baca ulasan jalanmelali.com tentang tradisi Mesuryak berikut di bawah ini.
Sejarah Tradisi Mesuryak
Tradisi Mesuryak bermula di Kerajaan Tabanan. Kerajaan ini adalah salah satu kerajaan yang menyatakan diri berdaulat penuh di Bali serta merupakan kerajaan paling maju pada masanya. Kala itu, Desa Bongan merupakan salah satu kekuasaan Raja Tabanan yang mengalami serangan hantu, lalu Raja Tabanan memerintahkan bawahannya untuk menghadapi pengacau dengan senjata Tulup Empat. Utusan Raja Tabanan ini akhirnya berhasil mengalahkan pengacau tersebut.
Desa Bongan saat berada di bawah pemerintahan Raja Tabanan memiliki kekayaan alam hasil pertanian yang melimpah. Maka tak khayal bila harta Raja Tabanan kala itu tidak ada habisnya. Meskipun begitu, sang raja terkenal akan kedermawannya dan sangat bijaksana kepada seluruh rakyatnya.
Antarkan Leluhur Kembali ke Nirwana
Mesuryak adalah salah satu tradisi unik di Bali yang hanya ada di Desa Bongan, Kabupaten Tabanan. Mesuryak dapat diartikan sebagai bersorak atau bergembira. Jadi dalam pelaksanaan tradisi ini masyarakat yang menjadi peserta tentunya akan sangat semangat diimbangi dengan sorak sorainya. Tradisi ini bukan hanya sekedar seru-seruan belaka ton, ada tujuan dan makna kenapa tradisi ini dilaksanakan secara terus menerus hingga saat ini.
Tujuan dari tradisi ini yakni memberikan rasa bahagia serta suka cita agar ketika kembali ke surga dengan damai dan tenang. Sedangkan makna dari tradisi Mesuryak adalah untuk memberikan bekal serta menghantarkan roh leluhur kembali ke alam nirwana dengan rasa penuh suka cita. Umat Hindu meyakini bahwa roh leluhur akan turun ke dunia pada saat Hari Raya Galungan dan kembali lagi ke surga di Hari Raya Kuningan. Bila Desa Munggu Badung memiliki tradisi Mekotek, Desa Bongan punya tradisi Mesuryak saat Hari Raya Kuningan.
Oleh karena itu tradisi Mesuryak ini dilaksanakan pada saat Hari Raya Kuningan, dengan harapan bahwa leluhur yang akan kembali ke surga sudah merasakan kehangatan keluarganya selama 10 hari di dunia.
Keunikan Tradisi Mesuryak
Sebelumnya semeton pasti pernah melihat video di media sosial dimana ada orang lempar-lempar uang terus direbutin sama masyarakat secara massal? Tapi bukan sultan yang sedang bagi-bagi uang ya. Itulah tradisi Mesuryak yang kita bahas disini. Kalau sudah berbau uang siapa sih yang ga seneng, pastinya semua akan bersuka cita saat mendapatkan uang. Ini bukannya sombong atau gimana ya ton, tapi ini adalah tradisi unik yang tentunya bikin mata melek sekaligus terheran-heran. Sekilas seperti hujan uang dengan nominal beragam ada disetiap rumah masyarakat desa Bongan, Tabanan.
Seperti tradisi lainnya, pelaksanaan mesuryak juga diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Keluarga (Merajan/Sanggah) dan juga Pura Kahyangan Tiga. Setelah itu, setiap masyarakat melakukan persembahyangan di depan pintu masuk rumah dengan dipimpin oleh pemangku. Semua prosesi itu ditutup dengan tradisi Mesuryak, anggota keluarga memberi bekal kepada roh leluhurnya yang akan kembali ke nirwana, bekal yang diberikan berupa uang kepeng. Seiring berkembangnya zaman masyarakat beralih dari uang kepeng ke uang logam hingga kertas, dari nominal terkecil hingga besar, sesuai dengan kemampuan keluarga masing-masing.
Uang yang telah terkumpul tersebut, kemudian dilemparkan ke udara layaknya sedang hujan uang, kemudian masyarakat yang telah berkumpul di depan rumah saling berebut mengambil uang tersebut dengan penuh suka cita sembari bersorak gembira. Tradisi ini dilakukan secara bergiliran dari rumah ke rumah, sehingga setiap masyarakat bisa merasakan melempar maupun merasakan keseruan berebut uang. Mesuryak biasanya dilakukan dari jam 09.00 – 12.00 WITA, hal ini dikarenakan masyarakat setempat meyakini bahwa leluhur telah kembali ke nirwana setelah jam 12.00 siang.
Sisi Lain Tradisi Mesuryak
Dibalik kegembiraan mendapatkan uang saat tradisi ini dilakukan, ada juga kegembiraan lain yang dirasakan oleh masyarakat setelah melaksanakan tradisi ini. Dalam tradisi ini, mungkin saja semeton melihat bahwa bekal yang diberikan kesannya bukan untuk leluhur namun untuk keluarga serta masyarakat lainnya. Tapi hal yang harus semeton ketahui adalah tradisi ini dilakukan secara skala dan juga niskala sehingga tujuan dan makna yang diharapkan bisa benar-benar tercapai.
Secara niskala Mesuryak dilakukan dengan memberikan sesajen, yakni sebuah persembahan yang diberikan melalui prosesi persembahyangan yang dipimpin oleh orang suci atau sering disebut pemangku. Kemudian secara skala dilakukan dengan memberikan bekal uang, yakni prosesi hujan uang yang diimbangi dengan sorak kegembiraan keluarga. Masyarakat setempat percaya bahwa setelah pelaksanaan tradisi ini mereka mendapatkan timbal balik seperti mendapat kemudahan rejeki.
Lokasi Tradisi
Gimana ton? Unik banget kan tradisi yang satu ini? Memang terkesan membagi-bagi uang, tapi kita tahu bahwa bukanlah seberapa banyak nominal uang yang terkumpul yang menjadi tujuan utamanya ton. Melainkan kebahagiaan yang dirasakan oleh seluruh orang yang terlibat di dalam tradisi ini.
Mau tau tradisi unik lainnya yang ada di Bali? Ikuti terus ulasan menarik lainnya tentang tradisi, budaya, kuliner, maupun tempat liburan di Bali hanya di www.jalanmelali.com (nns)